TANTANGAN MODERASI BERAGAMA DI ERA DIGITAL
Perkembangan teknologi informasi komunikasi semakin hari semakin memberikan kemudahan dalam melakukan komunikasi secara jarak jauh , kemudahan bagi masyarakat di dalam mendapatkan kebutuhan akan informasi sangat penting , salah satu teknologi informasi komunikasi semakin banyak digunakan saat ini adalah sosial media , mandibergh menjelaskan bahwa media sosial adalah media yang mewadahi suatu kerjasama yang menghubungkan pengguna media dan juga menghasilkan sebuah konten , Sosial media sangat beragam macam namun yang dikenal oleh kalangan umum baik remaja maupun dewasa yakni Facebook, Twitter, YouTube, Instagram, tiktok dan masih banyak lagi. Perkembangan digital tidak hanya melahirkan inovasi-inovasi dan produk di bidang teknologi. Akan tetapi, pada saat yang bersamaan Iya juga menyebabkan perubahan aspek kehidupan manusia baik dalam berkomunikasi maupun berinteraksi. Dunia yang begitu luas dibuat seakan-akan tidak mempunyai dan tidak memiliki batasan, kerahasiaan bentuk apapun sulit untuk ditutupi. Perkembangan teknologi di era digital membuat semua orang bisa mudah dengan mengetahui segala aktivitas melalui media sosial, padahal orang tersebut tidak saling mengenali dan tidak pernah berjumpa satu dengan yang lainnya. Efek yang merasakan dari perkembangan teknologi bukan hanya di kehidupan umum saja, namun pengaruhnya juga dirasakan dalam dunia pendidikan terutama dalam pendidikan agama.
Kemudahan-kemudahan di zaman yang serba ada ini membuat manusia sangat tidak kesulitan mengakses sosial media tanpa harus mempertimbangkan mana yang baik dan mana yang buruk. Kehidupan di era ini sangat bergantung pada materi akhirnya dapat berdampak pada miskinnya rohani (jiwa). Efek dari orientasi yang bergantung pada materi menimbulkan kehidupan yang gelap akibat dari arus globalisasi. Kebanyakan manusia sekarang banyak yang berpikir secara labil dan pada masa itulah ketika proses menjadi dewasa banyak terjadi Gejolak pada dirinya, karena dengan berpikir secara labil maka akan menimbulkan kepribadian yang sangat mudah untuk berubah-ubah dalam pola pikir, Sehingga banyak manusia yang mencari alternatif hiburan berupa teknologi yang sudah ada sekarang, Salah satunya yakni sosial media. sosial media ini dianggap sebagai kehidupan baru Selain dunia nyata yang ada dihadapannya. Ketika mengalami masa pendewasaan, agama belum juga bisa disebut sebagai pondasi keimanan, dan tidak menjadi identitas bagi dirinya sendiri, krisis identitas dalam agama ini menjadi salah satu sebab dari kemerosotan moral moral, dengan adanya kemerosotan moral menyebabkan mereka sangat sangat Mudah terpengaruh oleh lingkungan sosial yang membawa mereka kepada perbuatan yang jelek atau kurang baik .kekosongan jiwa atau rohani yang ada di dalam diri seseorang sangat memberikan peluang munculnya berbagai konflik (problematika), baik itu bersifat personal maupun sosial.
Keyakinan agama yang sudah tertanam dalam diri sangat berpengaruh pada pendidikan agama yang terbentuk dan dapat dijadikan tolak ukur sejauh mana seorang muslim ini memiliki tanggung jawab sehingga mereka mampu menghindari hal-hal yang kurang baik dari luar. Teknologi digital berupa media sosial kerap menjadi di dipersalahgunakan untuk melakukan penyebaran penyebaran berupa berita bohong, hoax, ujaran kebencian, dan saling mencaci yang sangat berdampak buruk bagi seluruh pihak yang menjadi objek sasaran cacian, keadaan seperti hal tersebut menjadi peluang besar untuk mempropaganda seseorang dan memperkeruh suasana sampai mengadu domba yang mengakibatkan merusak tatanan sosial masyarakat termasuk hubungan umat beragama. Berita bohong atau bisa disebut juga dengan hoax sangat mudah untuk diproduksi dan disebarluaskan kepada seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang strata sosial sehingga siapapun dengan sangat mudah terpedaya dan terjebak oleh berita bohong atau hoax. Apalagi ketika pada saat musim Pemilu akan ada banyak berita-berita bohong, baik itu yang berhubungan tokoh yang akan maju sebagai pemimpin ataupun isu-isu berupa kejelekan seseorang yang mempengaruhi masyarakat dalam menentukan pilihann
Agama harus bisa mengubah dan memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat terutama dalam menyusun norma-norma sosial dan norma-norma dalam bermasyarakat. Agama di satu sisi harus ada penganutnya dan menuntut untuk bersikap eksklusif. Tapi pada sisi lain, agama juga menganjurkan dan harus mengajarkan sikap keterbukaan atau inklusif. Agama hadir dalam upaya menjaga, melindungi, serta menyusun hak-hak hidup masyarakat. Peran dan kedudukan agama memiliki prospek yang sangat penting dalam kehidupan bangsa Indonesia. Pengakuan akan kedudukan dan peran penting agama ini sebagai cerminan dari penetapan prinsip sila pertama falsafah negara Indonesia yakni berupa Pancasila yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa, dimana sila pertama ini juga bisa disebut sebagai sila yang menjiwai sila-sila yang lainnya.
Moderasi beragama tidak dapat dipisahkan dari tema toleransi. Dari moderasi beragama yakni sebuah bentuk proses, dan toleransi adalah buah hasil dari moderasi yang diterapkan. Kata toleransi bisa disebut juga dengan kelapangan dada, maksudnya bisa menimbulkan rasa suka kepada siapa pun, membiarkan orang berpendapat, tak mengusik kebebasan orang lain berpikir dan berkeyakinan. Dalam konteks ini, toleransi sebagai sikap keterbukaan pandangan agar bisa secara luas berinteraksi kepada siapa saja yang berbeda keyakinan. Toleransi mempunyai dua arah yang menjadi simbol untuk saling mengenal yakni mengemukakan pandangan dan menerima pandangan dalam batas-batas tertentu, Namun tidak menimbulkan kerusakan keyakinan agama satu dengan yang lainnya. Dengan menghargai pemeluk agama yang lain secara substansif, sikap yang harus ditunjukkan yakni terwujudnya interaksi dan kesepahaman yang baik di kalangan masyarakat sehingga bisa mewujudkan keadaan yang aman, tentram, rukun dan damai.
Ruang lingkup kehidupan beragama saat ini menghadapi tantangan yang sangat besar dan perubahan yang sangat ekstrem, berbeda dengan masa-masa sebelumnya karena dunia sekarang yang tengah menghadapi dan memasuki era disrupsi yakni era perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, Sehingga dalam kehidupan beragama kita bisa disebut juga dengan disrupsi beragama. Mengapa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi digital sangat berpengaruh terhadap keadaan dan perilaku sosial termasuk perilaku beragama? Karena media digital pada era ini bersifat membangun jejaring, sangat melibatkan manusia untuk berperan aktif, tidak memihak, dan bahkan seringkali dapat dengan mudah dimanipulasi. Akses internet yang begitu mudah tidak memiliki aturan baku, layaknya pasar bebas. Siapa saja dapat mempromosikan, memberitahukan, memberitakan, menuliskan informasi apapun bahkan catatan catatan pribadi kita dengan sangat mudah dipublikasikan dan menjadi konsumsi masyarakat secara luas.
Kehidupan umat beragama, jika menimbulkan sesuatu yang dianggap mengganjal lebih baik diselesaikan secara berdiskusi atau bermusyawarah dengan cara yang baik, tidak perlu kita menghadapi dengan landasan dan tujuan untuk menjatuhkan agama lain dan membela agamanya sendiri seolah-olah paling benar. Peran pemuka agama apapun sangat dibutuhkan ketika terjadi konflik, keputusan mereka sangat dibutuhkan karena mereka memiliki pengikut yang banyak baik secara individu maupun organisasi. Peran mereka sebagai tokoh agama yang diagung-agungkan dan disantuni harus selalu menyampaikan pesan moral dan bentuk Kedamaian serta semangat persatuan sebagai warga negara yang baik. agama tidak perlu lagi saling mencurigai dan rasa saling takut akan kehilangan umat, semangat persaingan antar agama seharusnya sudah mulai digeser ke jenjang dan arah yang lebih produktif misalnya berlomba untuk mengabdi dan berkontribusi kepada negara. Persaingan ini bukan berarti ada yang menang dan ada yang kalah, tapi Dalam persaingan ini semua menuju kepada arah sebuah kebaikan yang sama-sama bisa menyenangkan, dalam arti tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah, tujuan utamanya adalah bersama-sama memiliki kemanfaatan untuk masyarakat dan negara.
Diantara beberapa solusi untuk membentengi sikap beragama yang baik dalam media sosial atau digital adalah pertama, memberikan pendidikan agama di sekolah secara sistematis , kompetitif, serius, serta menyeluruh. Karena pendidikan agama merupakan sebuah pondasi yang begitu kokoh bagi seluruh manusia. Melalui pendidikan agama upaya untuk mengembangkan diri Sangat terbuka luas, dan pendidikan agama pun mengupayakan untuk membentuk karakter di sekeliling kita dengan melakukan hal-hal yang baik. Kedua, dalam memberikan pembelajaran, pendidik wajib memiliki kompetensi yang begitu baik serta kapasitas yang memuaskan dalam mengakses informasi dan komunikasi seperti media sosial sehingga pemantauan pendidik bisa dilakukan secara maksimal. Bimbingan yang baik serta pengajaran yang kompetitif merupakan upaya memberikan pemahaman yang komprehensif, dimana semua hal tersebut sangat mempengaruhi pola pikir terhadap penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang bisa mengarahkan dampak positif dalam penggunaannya bagi perilaku kepada manusia. Ketiga, pemimpin agama wajib membangun komunikasi serta kerjasama sehingga terciptanya pemantauan yang harmonis antara pemuka agama dengan pengikutnya, interaksi media sosial harus bisa terpantau, terkontrol, dan terkendalikan sehingga penggunaan sosial media berdampak positif dalam pembentukan perilaku keberagaman agama.
Komentar
Posting Komentar