BERAGAMA DI ERA INTERNET OF THINGS
Dengan kemajuan teknologi di bidang internet semakin
mempermudah manusia dalam hal komunikasi, dan lain lain. Terlepas dari itu,
beragama juga mengalami perkembangan metode mengikuti perkembangan teknologi
tersebut. Dan hal ini akan menjadi topik perbincangan karena mengingat
beragama/berdakwah yang biasa dilakukan secara tatap muka dan tidak terekspos
secara global menjadi terekspos secara global. Adapun efek dari internet of
things dalam beragama sebagai berikut:
1. Efek Ekonomis
Media massa menggerakkan berbagai usaha produksi.
Umat muslim tidak menyia-nyiakan kehadiran media, berarti menghidupkan pabrik yang menyuplai
kertas koran, pengusaha percetakan, grafika, pekerjaan bagi wartawan, ahli
rancang grafis, dan sebagainya. Media cetak muslim semakin berkembang, seperti
harian Koran Republika yang memiliki “Dompet Dhuafa” dan “Berbeku/Barang Bekas
Berkualitas”. Kehadiran media massa bukan menjadikan umat konsumtif, melainkan
umat kreatif, menjadi produsen produk media massa bukan penikmat saja.
2. Efek Sosial
Keluarga muslim akrab atas kehadiran media massa
meningkatkan status sosial pemiliknya. Mereka mengirim gagasannya ke surat
pembaca, kolom, dan telepon ke acara siaran langsung untuk membangun citra
dirinya. Masyarakat mengirim gagasannya melalui jaringan sosial melalui Twitter
dan Facebook. Motivator-motivator, pendakwah, politisi, dosen, guru membuat
blog di internet. Semakin akrab seseorang mengakses media, mengisi media,
semakin tinggi kredibilitasnya.
3. Efek Penjadwalan
Kegiatan Acara televisi kadang-kadang mempengaruhi
jadwal ibu, anak, remaja belajar, pergi ke TPA, dan jadwal ke pengajian.
Manfaat menonton acara tersebut bisa menjadi contoh kasus dalam ceramah. Jadwal
bisa disesuaikan dengan acara tersebut. Acara tersebut mungkin bisa digunakan
untuk media dakwah dan alat untuk menganalisis perilaku orang-orang yang
berperan di acara tersebut. Seorang siswa
protes kepada ibunya karena ia dilarang menonton program kesayangan teman-teman
sekelas. Ia wajib menonton, jika tidak menonton, ia tidak dapat berinteraksi
dengan teman sekelasnya dalam pembahasan tontonan.
4. Efek bagi Penyaluran atau
Penghilangan Perasaan Tertentu
Radio dan televisi adalah hiburan yang murah bagi
rakyat, pendakwah mampu memahami kondisi penyaluran dan penghilangan perasaan
mitra dakwah. Seseorang menjaga rumahnya sendirian, maka ia tidur bersama
televisi. Televisi tidak dimatikan dan menemaninya tidur.
5. Efek pada Perasaan Orang terhadap
Media
Fans pendengar, pembaca, dan penonton dari media
terhadap acara, nara sumber, dan pembawa acara tertentu menjalin hubungan.
Mereka mengadakan pertemuan, misalnya fans radio mengadakan zikir, pengajian,
dan pariwisata bersama. Fans-nya juga bisa berkembang menjadi pengurus dan
penyiar radio.
Berkembangnya teknologi informasi dan media massa
yang begitu pesat sedikit banyak merubah pola pikir masyarakat dunia.
Karenanya, agar pola atau strategi dakwah tidak ketinggalan harus mengikuti
perubahan zaman yaitu menggunakan berbagai alat media massa salah satunya
adalah media internet sehingga tujuan dakwah yang telah dirancang dapat
berhasil. Terlebih lagi di era globalisasi ini penyampaian pesan dan informasi
melalui internet sudah menjadi sebuah kebutuhan yang mendesak dan tidak
ditawar-tawar lagi. Dan dengan demikian, maka penyampaian pesan-pesan dakwah
melalui internet harus mendapat perhatian yang serius dari para dai maupun
daiyah terlebih lagi bagi masyarakat modern saat ini. Kalau melihat fenomena
keberadaan internet dewasa ini, bahwa sejak ditemukannya internet telah terjadi
perubahan besar dalam komunikasi massa. Media massa lama (surat kabar, radio,
televisi) bukan lagi satu-satunya sumber daya informasi. Kehadiran internet
bagi pengguna merupakan sebuah media baru yang menawarkan keberagaman dan
kebebasan akan akses informasi bagi pengguna tanpa harus terikat pembatasan dan
sensor. Banyaknya dan beragamnya informasi di internet menjadi sumber daya
informasi baru yang menarik khalayak media massa untuk berpindah dari media
massa lama (old media) ke media baru (new media). Dan kehadiran internet ini dalam berdakwah haruslah memilikti etika. Di
dalam agama manapun pasti mengajarkan kebaikan, dan berdakwah itu pastilah hal
yang baik. Akan tetapi banyak hal-hal yang harus diperhatikan dalam Bergama di
era internet of things agar tidak ada pihak yang tersinggung. Dan etika-etika
yang perlu diperhatikan dalam beragama di era internet of things yaitu:
1. Perkataan.
Dengan perkataan kita dapat membuat suatu bangsa
terpecah, begitu juga dengan agama. Dan dalam Islam mengajarkan bahwa
berkomunikasi itu harus dilakukan secara beradab, penuh penghormatan,
penghargaan terhadap orang yang diajak bicara, dan tidak menyinggung. Tata cara
berbicara kepada orang lain itu misalnya harus membicarakan hal-hal yang baik,
menghindari kebatilan, perdebatan, pembicaraan dan permasalahan yang rumit,
menyesuaikan diri dengan lawan bicara, jangan memuji diri sendiri, dan jangan
memuji orang lain dalam kebohongan.
2. Tidak menyebarkan berita
hoaks/bohong
Sebagai pengguna internet, bijaklah dalam
mengupload sesuatu. Pastikan kebenaran dalam hal tersebut. Jika tidak
tahu-menahu tentang kebenaran di dalamnya tidak usah mengupload hal tersebut
karena dapat menimbulkan kontroversi.
Di
samping itu, terdapat kekurangan dan kelebihan dalam berdakwah di internet.
Kelebihannya antara lain adalah:
1. Mempermudah akses untuk
berdakwah dan yang menonton atau mendengarnya.
2. Mudah mencari berbagai topik
yang ingin didengar. Jika tatap muka pendakwah cenderung berfokus pada satu
materi sehinnga pendengar tidak bisa memilih.
3. Dapat dilihat sewaktu-waktu.
Kekurangannya
antara lain sebagai berikut:
1. Kurangnya fokus dalam
mendengar ceramah, dikarenakan suasana yang berbeda dengan yang tatap muka.
2. Pendengar cenderung merasa bosan jika tidak melihat langsung.
Komentar
Posting Komentar