MENYIKAP 2 SISI DAMPAK INTERNET OF THING DALAM RELIGIUSITAS DAN ISLAM
MENYIKAP
2 SISI DAMPAK INTERNET OF THING DALAM RELIGIUSITAS DAN ISLAM
(Oleh :
Nuriyah Faradisal Jinan)
Seperti
yang dilihat saat ini bahwasanya globalisasi terus berkembang dari masa ke
masa. Kini telah masuk di era Internet
of thing (IoT).Sebelum membahas tentang dampaknya ada baiknya untuk mengerti
arti dari Internet of Thing terlebih dahulu. Internet of thing adalah Program
pentranferan atau pengiriman data tanpa melalui perangkat komputer maupun
tenaga manusia. Internet of Thing juga mengalami perkembangan dari masa ke masa
dan karena itu pula berdampak pada segala aspek kehidupan mulai dari segi
ekonomi, sosial, politik bahkan religiusitas.
Pada
Zaman dahulu dalam ke religiusan atau beragama, seseorang membutuhkan yang
namanya guru. Karena dari seorang gurulah seseorang bisa mengetahui banyak hal..
Seorang gurupun pasti memiliki guru lagi diatasnya begitu pula seterusnya.
Sehingga ilmu yang mereka berika kepada seorang memiliki nashab yang sangat
jelas. Dimana dalam berilmu sebuah nashab ilmu itu juga sangat penting.
Sekarang mari membahas tentang sisi positif
Internet of Thing terhadap religiusitas seseorang. Adanya perkembangan yang
terus menerus membuat beberapa hal dibuat lebih praktis. Seperti Adanya jam
Islam atau alarm pengingat sholat, dimana teknologi ini sangat bermanfaat bagi
seorang muslim yang memiliki waktu yang padat. Dengan adanya alat pengingat
sholat tersebut seseorang tidak akan melupakan atau meninggalkan kewajibannya
untuk melakukan sholat sekalipun ditengah-tengah jadwalnya yang padat. Di
beberapa negara yang memiliki penduduk Islam yang minoritas, kini telah
berkembang sebuah aplikasi yang membantu para muslim unrtuk menemukan restoran
atau rumah makan halal di negara tersebut, Seperti yang kita tahu bahwasanya di
negara yang Islamnya minoritas sulit untuk menemukan restorant atau rumah makan
yang halal. Maka dengan adanya aplikasi tersebut sangat membantu para muslim
untuk menemukan makanan halal di negara yang mereka tinggali. Selain aplikasi
untuk mengetahui tempat makan halal, kini telah muncul pula aplikasi untuk
mengetahui tempat beribadah (masjid) di negara tersebut. Adanya Internet of
Thing juga memberi dampak positif bagi anak anak, dimana mereka bisa
mempelajari tentang nilai nilai keislaman, mulai dari cerita nabi, sejarah
islam ataupun edukasi yang bisa membentuk karakter anak-anak melalui internet.
Bisa melalui video yang menampilkan tentang edukasi dan pembelajaran yang baik
bagi anak-anak sehingga mereka bisa mengiplementasikan apa yang mereka lihat
dari video tersebut melalui perilakunya sehari-hari. Selain melalui media
pendekatan video, bisa juga melalui permainan yang dapat membentuk karakter
anak-anak menjadi religious, tentu tetap dalam bimbingan orang tua. Dampak
positif IoT yang lainnya yaitu dapat mendengarkan atau melihat kajian islam
dimanapun. Dulu, sebelum IoT ada untuk mendengarkan atau menyaksikan suatu
kajian agama, harus langsung datang ke tempat diselenggarakannya kajian
tersebut, Namun kini cukup menggunakan Smartphone dan internet kita dapat mendengarkan
maupun melihat kajian agama dimanapun kita berada. Adanya IoT pula seseorang
lebih mudah untuk bersedekah atau berbagi ke sesama manusia, dimana hal
tersebut merupakan sikap yang sangat diutamakan dalam Islam terutama
orang-orang muslim. Jadi tidak ada alasan untuk tidak berbagi pada zaman
sekarang, dimana semua sudah serba praktis dan mudah.
Selanjutnya
dampak negative Internet of Thing. Dengan IoT yang terus berkembang dan
diciptakan sepraktis mungkin agar bisa memudahkan manusia dalam beraktivitas,
tentu saja akan timbul rasa malas dari diri manusia tersebut, dimana Malas
sendiri sangat berbahaya. Allah berfitman dala Al-qur’an Surah An-nisa ayat 142
yang artinya “ Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah
akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka
berdiri dengan malas, mereka bermaksud riya di hadapan manusia. Dan tidaklah
mereka menyebut Allah kecuali sedikit”. Dari ayat tersebut dapat dilihat
bahwasanya sifat malas merupakan sifat orang-orang munafik. Dalam perkembangan
IoT juga membuat beberapa orang bertaqlid buta terhadap apa yang mereka ikuti.
Mereka hanya bermodalkan Video atau cuplikan dari ustadz-ustadz yang masih
belum jelas bagaimana pendidikan dan ilmu yang mereka dapatkan, seperti yang
sudah dijelaskan di awal tadi, bahwasanya sanad dalam berilmu itu sangatlah
penting karena jika sembarangan akan berimbas pada perilaku dan etika seseorang
di kehidupan sehari-harinya. Bertaqlid buta dapat menyebabkan seseorang
melakukan tindakan criminal dan munculnya berbagai aliran radikal, dimana hal
tersebut bukan hanya membahayakan dirinya sendiri melainkan juga orang lain.
IoT juga memberi kebebasan untuk siapa saja untuk mengutarakan atau menyalurkan
segala pemikirannya entah itu baik maupun buruk, Kebebasan tersebut menyebabkan
beberapa orang mengambilnya tanpa menyaring atau memfilter apakah pemikiran
tersebut bisa diterima dan diamalkan. Dari alasan tersebut juga dapat
disimpulkan bahwasanya untuk mendapatkan sebuah ilmu terutama ilmu agama
diperlukan seorang guru yang sudah jelas sanadnya, bukan hanya sekedar
berpidato di depan banyak orang dengan membawa-bawa ayat Al-qur’an tanpa
mengetahui ilmunya yang lebih dalam.
Kita
sebagai seorang muslim yang berpendidikan hendaknya selalu menyaring atau
memilah apa yang kita dapat ataupun dengarkan dari internet. Sebagai seorang
muslim, harus terus berkembang dan dinamis dalam mengikuti zaman, dalam artian
tidak tertinggal dan dapat mengikuti zaman dengan cerdas dan cermat. Dengan
adanya IoT pula seorang muslim harus semakin mendekatkan diri kepada allah,
bukan semakin menjauh bahkan melupakan-Nya.
Komentar
Posting Komentar