BERAGAMA DI ERA INTERNET OF THINGS

BERAGAMA DI ERA INTERNET OF THINGS
Penulis : Monica Diyanti F.



Apakah sudah pernah menonton film yang berjudul the matrix? Mungkin mudah untuk menangkap sebuah kegelisahan tentang kudeta robot yang dengan kecerdasannya buatan atas penciptaannya. Itulah revolusi industri keempat yang sangat lazim disebut industri 4.0.

Telah disebutkan bahwa industri 4.0 mengubah ekonomi, pekerjaan, dan bahkan masyarakat itu sendiri. Di industri 4.0 menggabungkan banyak teknologi fisik dengan teknologi digital melalui analitik, kecerdasaan buatan, teknologi kognitif, dan internet of things (IOT) untuk menciptakan perusahaan digital yang sangat terkait dan mampu menghasilkan keputusan yang sangat lah tepat. Revolusi ini menanamkan teknologi yang sangat cerdas dan terhubung tidak hanya di dalam perusahaan, tetapi juga di kehidupan sehari-harinya kita. Ia juga mengubah dunia manusia secara revolusioner dalam prilaku, kecenderungan dan pandangan, termasuk agama.

Bagaimana nasib agama yang di anggap sebagai warisan di era purba sebelum industri pertama? Ada yang gelisah dan berjuang untuk melawan sains. Ada yang menyrah dan membuang agama.

Dunia intelektual seolah-olah bergetar dan sebagian warga bumi terkesima oleh kecemasaan dengan ramalan yang menakutkan dilukiskan secara dramatikal tentang ancaman terhadap peradaban manusia oleh tiga faktor utama, yaitu yang pertama perang nuklir, yang kedua perubahan iklim atau keruntuhan ekologis dan gangguan teknologi dan biologi.

Setelah di cekam kecemasan, manusia modern yang tersandra oleh bencana sains dan teknologi digital dikejutkan oleh sebuah tawaran solusi radical, yaitu membuang agama yang dianggapnya sebagai kekuatan yang negatif penyebab kesintingan temurun. Karuan saja, namanya sangat mendunia dan tiga bukunya jadi best seller. Yuval noah harari seolah-olah dinobatkan sebagai reinkrnasi hawkings sang saintis dan tofler sang peramal.

Pandangan anti tuhan dan agama sudah banyak yang telah dikemukakan oleh para pemikir seperti nietche, sartre, camusdan saintis barat seperti hawkings penulis A Brief History of Time dan richard dawkins, penulis The Selfish gene dan The Magic of Reality. Namun yang ada dipandangannya si profesor di hewbrow university biasa dianggap sebagai pemikiran zaman now yang mampu mengungkapkan kecemasan manusia di waktu zaman serba computer ini dalam tiga karnyanya, sapiens dan homo deus juga 21 lessons. Harari berharap bahwa 21 pelajaran akan membantu orang-orang untuk memiliki kejelasan dan kesadaran lebih tentang apa yang sedang terjadi di dunia saat ini.

Didalam al-qur’an sudah ditekan kan atau sudah ada perintah bagi setiap kita kaum muslimin tentunya untuk mempersiapkan masa depan kita. Mining (makna) merupakan prinsip hidup untuk sebisa mungkin memberi makna atau manfaat bagi banyak orang. “Manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Ajak orang untuk melihat hidupnya dari segi miring makanan hidup bagi orang lain.”, tambahnya seraya memberikan ilustrasi makna hidup dari 3 orang tukang batu yang berbeda dalam melaksanakan tugas nya sebagai tukang batu, yakni ada yang sekedar memang karena di gaji. Ada yang membuat rumah sangat sederhana (asal jadi) dan ada pula yang membuat rumah sangat indah agar semua orang akan terkagum bahkan malaikat pun bisa tersenyum bahagia melihatnya (memberi rasa bahagia pada orang lain).

“yang ketiga itulah yang paling besar motivasinya. Inilah tugas kita untuk mengajak mahasiswa ke arah kebermakaan hidup. Bagaimana kita sebagai dosen bisa menghasilkan mahasiswa-mahasiswa yang berorientasi pada makna hidup dan bukan sekedar mengejar uang, pangkat, jabatan. Berbuat bagi masyarakat, negara, agama. Jika menulis buku, lihatlah makna yang dihasilkan. Kita tumbuhkan dalam setiap insan islam yang bagus ini bahwa dia berbuat bagi Allah”, tandasnya.

Sedangkan membership menurutnya lebih pada menghargai peran penting teman sejawat sekecil apapun pekerjaannya. “jangan pernah kita merasa paling hebat. Tanpa orang lain kita bukan apa-apa. Kita mengajak orang untuk melihat orang lain sebagai pembawa berkah. Tidak ada yang lebih baik atau lebih penting. Semua punya peran. Agar sukses, perlu menghargai orang lain dan tempat bekerja. Tanamkan pada setiap insan untuk memperlakukan orang lain sebagai saudaramu. Senyumlah padanya, berkatalah yang baik”, ujarnya seraya mengisahkan seorang pilot yang merasa hebat sebagai pembawa penumpang, namun ternyata yang tak kalang penting adalah peran supir, kijang yang juga supir pribadi sang pilot, petugas yang selalu menyiapkan tangga pesawat, supir pengisi BBM pesawat, pramugari, dan masih banyak lagi.

Sementara mastery (pengetahuan atau penguasaan) bisa diwujudkan dengan terus belajar sebagaimana kata hikmah atau mutiara yang menganjurkan kita untuk menuntut ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat. Oleh karenanya, seorang muslim di jaman ini perlu memiliki skill di bidang IT, melek media, menguasai visual literacy, lintas budaya atau multiculral, dan menguasai literacy bidang ternologi.

Adapun kompetensi yang perlu dibangun adalah leadership, model intelektual, modal emosional modal sosial maupun modal ketabahan (adversity). Leadership merupakan kompetensi yang paling penting dalam hidup, sedangkan kalau di modal intelektual itu hal yang sangatlah penting untuk selalu melihat ke perubahan dunia. “kembangkanlah modal intelektual yaitu dengan cara memahami perubahan dunia yang sangatlah cepet”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PSB Madrasah Aliyah Bilingual Krian Sidoarjo 2018-2019

PSB AL-AMANAH 2019-2020 (MA-SMP-SD)

Menggali Hikmah dalam Hukum Keluarga Islam: Mencapai Maqasid Syariah dengan Harmoni Keluarga