MENOLERANSI HUBUNGAN SOSIAL YANG BERKAITAN DENGAN AGAMA DI ERA DIGITAL

 MENOLERANSI HUBUNGAN SOSIAL YANG BERKAITAN DENGAN AGAMA DI ERA DIGITAL

Penulis : Nailil Muhimmah

 

 

Perkembangan zaman terus menerus berlanjut secara dinamis, apalagi didukung dengan adanya perkembangan teknologi yang terus berkembang dan maju. Dengan begitu, secara otomatis mendukung adanya media sosial.  Dalam hal ini, kita akan membahas konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat konektivitas internet tanpa putus atau yang dapat disebut den putus atau yang dapat disebut dengan Internet og Things (IoT).  Dimulai dari sejarahnya, pencetus ide ini adalah Kevin Ashton yang berasal dari Inggris. Kevin Ashton yang lahir pada tahun 1968 merupakan pendiri dari Auto – ID di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Istilah Internet of Things sendiri digambarkan Ashton sebagai sistem di mana internet terhubung ke dunia fisik melalui sensor yang ada di mana saja. 

Internet dapat menjangkau berbagai topik di dunia, mulai dari pendidikan, kemanusiaan, politik, keadilan, sumber daya, dan tentunya mencakup keagamaan. Lalu apa saja pengaruh internet terhadap agama?. Perkembangan teknologi yang semakin mumpuni mempengaruhi masyarakat untukmenciptakan suatu jenis hubungan jarak jauh atau dekat dengan mudah yang disebut dengan media sosial. Media sosial sendiri dapat menghubungkan manusia satu ke manusia lain dengan mudah yang disebut dengan dunia maya atau virtual. Dalam dunia maya tidak ada pengelompokan masyarakat sesuai ras, agama, suku, bangsa, gender, dan lainnya. Hal tersebut menguji kita untuk bersikaptoleransi yang benar. Tidak sedikit darikita yang dapat menunjukkan dengansengaja atau tidak sengaja sikap kebencian terhadap suatu budaya atau agam sekalipun. Banyak peristiwa yang menunjukkan sisi negatif penggunaan internet, seperti ujaran kebencian atau hate speech, lalu ada juga yang sedang marak terjadi yakni penyebaran berita bohong atau hoax. Tentu hal ini sangan dibenci oleh masyarakat dan Allah SWT. 

Islam adalah agama yang menjunjung tinggi kedamaian. Nabi Muhammad juga telah menjelaskan bahwa agama islam adalah agama pelengkap agama – agama sebelumnya. Artinya semua agama dekat dengan islam, karena islam adalah agama yang merangkul agama lain dengan atas nama kedamaian. Islam juga menjadi pelengkap agama-agama sebelumnya, yang menguraikan, melengkapi, dan memperkaya di kalangan agama – agama sebelumnya yang sering menyelimpang dari jalan Allah SWT. Selain itu, Rasulullah SAW juga mengajarkan islam dengan kasih sayang sehingga dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat Arab yang pada dasarnya memiliki sifat keras.

Islam juga merupakan agama setiap zaman. Artinya meskipun dalam zaman yang semakin maju, islam bukan sebagai penghancur zaman atau zaman bukan sebagai penghambat  islam menuju kedamian. Bahkan, islam menjunjug tinggi persaudaraan dengan siapapun. Menghormati agama lain bukan berarti dengan mendukung atau menyetujui praktik agam tersebut. Seperti inilah permasalahan yang selalu terjadi di setiap zamannya. Permasalahan seperti penggerebekan warung makan di bulan Ramadhan, larangan mengucapkan salam hari raya agama lain, dan bahkan penghinaan pada agama yang diselimutidengan kata bercanda merupakan suatu permasalahan yang sering terjai di zaman teknologi 4.0.  Maka, hal seperti ini tidak boleh terus terjadi karena akan terus menimbulkan polemik yang tidak berkesudahan dalam berhubungan sosial. 

Dengan berkembangnya teknologi dan informasi, sikap toleransi juga berdampak terhadap dunia maya. Dunia maya menjadi media yang berpotensi untuk mentransformasikan atau menyebarkan nilai – nilai toleran. Tentu, dunia maya memiliki dua sisi yang sangat berbeda. Di sisi negatif, dunia maya dapat menciptakan suatu polemik atau dilema. Namun, sisi positifnya dunia maya dapat membantu menyebarkan kebaikan. Baik sisi negatif dan positif dari konten dan efeknya hampir sekuat dengan keberadaanya. Ada faktor yang dapat dikendalikan yakni pelaku dan aturan yang sesuai dengan ruang lingkup dunia maya. Memang benar, informasi yang disampaikan melalui internet sangatlah melimpah. Dapat dikatakan, bahwa internet merupakan gudang informasi yang dapat membantu masyarakat dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Namun, tidak sedikit dari informasi tesebut tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Hal terseut yang menjadikan sebuah polemik yang berujung tindakan sarkas oleh umat.  

Dengan adanya internet, kita dapat memperluas dakwah dengan mudah. Memposting ceramah atau aktivitas posiif agar menjadikan contoh masyarakat lain. Namun tidak sedikit  pula yang menjadikan internet sebagai peluang untuk memecah bangsa dan agama. Banyak kasus hoaxatau ujaran kebencian yang bermula dari suatu ceramah agama yang terpotong dan menimbulkan pro  dan kontra. Hal tersebut merupakan masalah yang serius yang harus dapat dipahami masyarakat agar tidak medah terpancing dengan adanya masalah yang dibuat manusia itu sendiri. Maka dari itu, agama bukanlah suatu alasan tidak berkembangnya zaman,karena pada dasarnya manusialah yang menjadi kunci kemaslahatan dunia. Kolaborasi antara komunitas beragama juga sangat penting dalam memperkuat ukhuwah. Dalam keragaman agama seperti di Indonesia, sering muncul berbagai hambatan dalam kohesi sosial.terdapat dua jenis toleransi beragama. Yang pertama adalah toleransi agama pasif, yang berarti sikap menerima perbedaan sebagai sesuatu yang faktual. Dan yang kedua adalah toleransi beragaa aktif, yang berarti sikap yang melibatkan diri sendiri dengan orang lain di tengah perbedaan dan keberagaman. 

Maka, agama sejatinya telah menanamkan sikap yang baik baik itu toleransi antar agama, maupun beretika  yang baik. Namun, yang menjadi permasalahan pada setiap zaman adalah sikap intoleran atau sikap yang buruk yang sering terjadi karena minimnya pemahaman masyarakat dalam memahami sikap toleransi itu sendiri, dengan perkembangan zaman dan terciptanya internet membuat intoleransi semakin meraja lela dan sikap ini yang dibawa ke media sosial atau dunia maya membuat sikap balasan yang berakibatkan sikap toleransi yang semakin rusak dan memiliki dampak yang lebih besar jika tidak ditanggapi dengan serius. Hal tersebut membutuhkan aturan dalam media sosial yang mengatur tentang toleransi antar umat beragama.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PSB Madrasah Aliyah Bilingual Krian Sidoarjo 2018-2019

PSB AL-AMANAH 2019-2020 (MA-SMP-SD)

Menggali Hikmah dalam Hukum Keluarga Islam: Mencapai Maqasid Syariah dengan Harmoni Keluarga