Keterkaitan Kesadaran Reflektif dengan konsep As-Shamad dalam Tafsir Al-Ikhlas karya Achmad Chodjim

 Al-Quran diyakini oleh umat Islam sebagai kalam Allah (firman allah) yang mutlak dan benar, berlaku sepanjang zaman dan mengandung ajaran serta petunjuk tentang berbagai hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Ajaran tersebut berkaitan dengan berbagai konsep yang bertujuan untuk menjadi pedoman oleh manusia dalam mengarungi kehidupan di dunia maupun akhirat nanti. Dalam Al-Qur’an terdapat beberapa surat istimewa yang diyakini umat islam karena mengandung makna mendalam, salah satunya suraH Al-Ikhlas.

Dalam surah Al-Ikhlas terdapat landasan keimanan bagi umat islam sebagai pondasi dalam beragama terutama mencakup tentang ketuhanan. Keistimewaan tersebut menjadikan banyak mufassir maupun intelektual Islam yang mengkaji surat al-ikhlas untuk mendapatkan semangat dalam hal keimanan bagi umat Islam. Salah satu intelektual Islam yang mengkaji surat ini adalah Achmad Chodjim, seorang mufassir kontemporer yang mencoba mengupas surah Al-Ikhlas dengan karyanya “Al-Ikhlas Bersihkan Hati Dengan Surat Kemurnian”.

Dalam surah Al-Ikhlas , terdapat lafadz "As-Shamad" merupakan salah satu nama Allah yang menggambarkan sifat-Nya sebagai Maha Berdiri Sendiri dan Tidak Bergantung pada apapun. Konsep ini mendorong individu untuk merenungkan hakikat ketergantungan mereka sebagai makhluk ciptaan. Keterkaitan refleksi diri dalam lafadz "As-Shamad" surat Al-Ikhlas menurut Achmad Chodjim berkaitan dengan pemahaman tentang sifat Allah dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Dalam karya Achmad Chodjim, terdapat penekanan pada pentingnya hubungan spiritual antara manusia dan Allah. Refleksi diri berfungsi sebagai sarana untuk memperkuat hubungan ini, menumbuhkan rasa syukur, dan meningkatkan kesadaran akan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan. 

Refleksi diri dalam konteks lafadz "As-Shamad" menurut Achmad Chodjim dapat dipahami sebagai pemahaman tentang sifat Allah yang Maha Berdiri Sendiri dan Tidak Bergantung pada Sesuatu. Dalam pandangan Chodjim, refleksi diri ini mengajak individu untuk menyadari ketergantungan mereka terhadap Allah.

Dalam Tafsirnya, Achmad Chodjim menjelaskan bahwa kesadaran manusia terus-menerus melakukan refleksi terhadap lingkungan maupun dalam perjalanan hidupnya. Dan refleksi (perenungan) yang lebih tinggi disebut juga dengan kesadaran reflektif. Dengan kesadaran reflektif itu manusia dapat menyimpan citra-citra mental, memungkinkan dirinya untuk merumuskan nilai, kepercayan, tujuan dan strategi dalam hidupnya. 

Dalam menumbuhkan kesadaran reflektif terdapat beberapa poin yang berkaitan dengan lafadz "As-Shamad":

Kesadaran diri, mengingat bahwa Allah adalah satu-satunya tempat bergantung dapat mendorong individu untuk merenungkan sejauh mana mereka menggantungkan hidup dan harapan kepada makhluk lain.

Penguatan iman, memahami sifat "As-Shamad" dapat memperkuat iman, karena menyadarkan kita akan kekuasaan dan kebesaran Allah. Ini dapat menjadi motivasi untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya.

Menumbuhkan ketentraman, dengan mengenali bahwa Allah adalah sumber segala sesuatu, seseorang dapat merasa tenang dan yakin bahwa segala masalah yang dihadapi akan ada jalan keluarnya.

Perubahan sikap, refleksi ini juga bisa mengubah cara pandang seseorang terhadap kesulitan, menjadikannya sebagai kesempatan untuk lebih mendekat kepada Allah, bukan sebagai beban yang harus ditanggung sendiri.

Dengan merenungkan makna "As-Shamad," seseorang diharapkan dapat menemukan kedamaian dan kekuatan dalam setiap aspek kehidupannya.

Apabila manusia dapat menumbuhkan kesadaran reflektif dalam diri sendiri, ia dapat memahami ayat-ayat yang ada dalam semesta maupun dirinya sendiri. Selanjutnya, manusia akan mudah menyadari terhadap kehadiran Tuhannya. Dengan menyadari kehadiran-Nya, tersingkaplah hijab dan menatap kebesaran-Nya. Akhirnya, ia tunduk, ia menjadi pasrah dan tak berdaya di hadapan-Nya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PSB Madrasah Aliyah Bilingual Krian Sidoarjo 2018-2019

PSB AL-AMANAH 2019-2020 (MA-SMP-SD)

Menggali Hikmah dalam Hukum Keluarga Islam: Mencapai Maqasid Syariah dengan Harmoni Keluarga